Investigasi Jurnalis Senior Terhadap FPI, Terungkap FAKTA Yang Selama Ini Ditutupi Media

Author : UnknownTidak ada komentar


Tulisan ini saya buat setelah beberapa hari ini saya melakukan investigasi langsung ke para senior FPI dan bergaul dengan anak-anak FPI.

Tulisan ini juga sekaligus menjawab ratusan teman yang terheran-heran karena belakangan saya dinilai terlalu banyak membela dan "gaul" dengan HRS (Habib Rizieq Syihab) dan juga FPI.

Misalnya seorang kawan karib saya yang seorang pengusaha, dia tidak berani bertanya langsung ke saya, tapi melalui kawan lain mengatakan seperti ini .."Kok Mbak Nanik berani ambil resiko bergaul dengan FPI?"

Bekas anak buah saya yang kebetulan bertemu saya di lapangan di mana saya berada di tengah-tengah teman FPI, sampai terbengong-bengong,.. "Mbak Deyang ....Masyallah berani banget ada di tengah-tengah FPI," katanya. Dia sebetulnya tidak tertarik dengan demo siang itu, tapi karena lihat sosok saya dia berhenti untuk memastikan bahwa itu saya yang berada di tengah-tengah kawan FPI.

Seorang kawan pengusaha wanita kirim WA ke saya, "Mbak Nanik, saya ini tiap hari berantem dengan anak-anak perkara FPI dan HRS, saya yang mengagumi HRS terus dicela. Mereka benci bukan main sama FPI. Suami saya menyarankan Mbak Nanik ke rumah nanti saya undang anak-anak saya untuk berdiskusi soal FPI, dan HRS dengan Mbak Nanik".

FPI memang menjadi momok yang sangat dibenci oleh sebagian besar kalangan menengah atas, bukan hanya non muslim, tapi juga muslim, terutama mereka yang punya pendidikan S1 ke atas.

Stigma organisasi "preman berbaju agama" yang senantiasa bersikap anarkis, dan arogan, demikian erat melekat dalam benak kalangan menengah atas, terutama para kaun intelektual. Tidak ada ruang untuk nilai plus sedikit pun di kalangan menengah atas untuk oraganisai bentukan HRS ini. Meski berulangkali digembar-gemborkan FPI banyak melakukan aksi Kemanusian, namun semua ternafikan dengan stigma bahwa organisasi tak lebih sebagai "Preman Berbaju Agama".

Tak hanya FPI, gaya HRS yang suka meledak-ledak, dan cepat emosional juga dinilai tidak layak menjadi pemimpin organisasi keagamaan. Bahkan saking mangkelnya sama HRS, banyak orang mengatakan bahwa sebutan "Habib" yang disandang Rizieq Syihab adalah Habib Palsu, dan aslinya si HRS ini sebenarnya nggak ngerti arti ayat-ayat dalam Al-Quran, kata mereka.

Berangkat dari rasa penasaran beberapa hari belakangan saya banyak melakukan investigasi dan cross check, seperti apa organisasi FPI dijalankan, bagaimana struktur organisasi, dll . Pokoknya kalau saya tulis semua malah jadi buku beratus-ratus halaman.

Saya hanya ingin memaparkan hal yang paling banyak dibenci dan dinilai orang berkait FPI, yaitu soal kelakuan anak-anak FPI yang dinilai suka melakukan sweeping seenaknya dan anarkis. Benarkah demikian? Saya akan coba menjawabnya!

Bila selama ini kesan FPI demikian BURUK-nya , itu tak lain karena MEDIA yang memotong begitu saja informasi, dan hanya memberitakan atau mengambil gambar pada saat anak-anak FPI turun melakukan sweeping, yang memang kadang-kadang suka bawa pentungan. Media sama sekali tidak pernah memberikan informasi mengapa suatu obyek di sweeping FPI dan bagaimana prosesnya?

Padahal yang sebenarnya ada 4 tahapan yang dilalui oleh organisai FPI sebelum melakukan sweeping yaitu:

1. FPI menerima laporan masyarakat, berkait dengan aktivitas maksiat, tempat perjudian, penjualan miras, cafe-cafe yang jadi tempat transaksi narkoba dll hingga Warung makan yang buka siang hari di bulan puasa. (FPI tidak akan melakukan tindakan apapun tanpa adanya laporan masyarakat).

2. Setelah menerima laporan masyarakat, FPI kemudian mengecek ke obyek yang dilaporkan masyarakat tersebut, apakah benar seperti yang dilaporkan masyarakat atau tidak.

3. Setelah melakukan pengecekan lapangan, dan benar ternyata seperti yang dilaporkan masyarakat, FPI selanjutnya melakukan pendekatan atau peneguran kepada pemilik tempat tersebut dan menyampaikan keberatan masyarakat.

4. Bila sudah ditegur FPI, tetapi tetap tidak ada perubahan pada operasional tempat tersebut, maka FPI akan berkoordinasi dengan Polisi setempat untuk melakukan peneguran atau penertiban.

5. Bila sudah melibatkan polisi pun ternyata pemilik masih bandel, misalnya tetap menjual miras, tetap menggelar perjudian, tetap buka di luar ketentuan Pemda setempat pada saat bulan puasa, dll, maka barulah FPI melakukan sweeping atas obyek tersebut.

Nah, media biasanya hanya menyorot pada proses ke 5 atau saat eksekusi sweeping, tapi bagaimana proses sweeping terjadi (dari nomer 1-4 ) tidak pernah ditulis atau diberitakan media. Inilah yang kemudian dilihat masyarakat, FPI adalah organisasi semena-mena layaknya Preman berbaju agama.

Meski melakukan tahapan sebelum mereka bertindak (sweeping), namun belakangan FPI terus menata anggotanya atau laskarnya, karena bagaimana pun diakui oleh para petinggi FPI, beberapa oknum anggotanya ada yang memanfaatkan nama FPI untuk tindakan negatif, sehingga makin memperburuk citra FPI. Untuk itu, FPI terus melakukan pelatihan dan pendidikan pada para laskarnya, agar tidak melakukan tindakan-tindakan di luar garis komando organisasi.

Sweeping tidak akan dilakukan FPI kalau pemilik tempat mematuhi hukum negara atau aturan negara, dan juga aturan agama (dari MUI, misalnya).

Jadi silahkan nilai sendiri, benarkah mereka anarkis karena arogan, atau sebaliknya karena pemilik tempat membandel, dengan tidak mengindahkan hukum negara, dan aturan agama Islam?

Mari berfikir dengan kepala dingin dan menaruh rasa kebencian, dengan mengganti pertanyaan, kalau bukan FPI siapa yang peduli dengan kemaksiatan? Apakah kita mau anak-anak kita kecanduan narkoba atau miras? Apakah kita mau keluarga kita atau anak kita setiap malam bergumul dengan PSK? Apakah kita mau keluarga atau anak-anak kita berada di tempat-tempat perjudian?

Maaf kalau ada yang salah yang saya tulis, tapi itulah investigasi berapa hari ini yang saya dapatkan...

Lain waktu mungkin saya akan menulis bagaimana aksi sosial mereka.

Oh ya, saya mau tanya buat yang membenci FPI, sejak Tsunami Aceh dan bencana-bencana lainnya di Indonesia, dimana FPI tidak bergerak? Siapakah yg mengambil ribuan mayat-mayat di Aceh, manakala LSM lain tidak mau mengambil karena takut terkena penyakit? Padahal anak-anak FPI hanya memakai sarung tangan biasa. FPI berada di Aceh selama satu tahun lebih, dan selama itu pula tidak sepeserpun mereka dibiayai negara, tapi dibiayai umat.

Mari bersikap adil, dengan berfikir adil....

(Nanik S Deyang)

__ Bu Nanik adalah mantan jurnalis senior yang sekarang aktif di lembaga kemanusiaan JMI (Jaringan Merah Putih). [pi]

Artikel Terkait

Posted On : Kamis, 26 Januari 2017Time : 19.27
SHARE TO :
| | Template Created By : Binkbenks | CopyRigt By : Online oke | |
close
Banner iklan disini
> [Tutup]