Perjuangan mengawal kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok mengharuskan umat Islam untuk berkorban. Berkorban tenaga, waktu dan bahkan harta. Sebab perjuangan tersebut membutuhkan stamina dan nafas yang panjang. 

Sadar akan besarnya biaya yang dibutuhkan, Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menggelar lelang lukisan untuk pembiayaan aksi tolak penistaan agama di Kantor Parmusi, Kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Kamis malam (26/01/2017). 

 

“Aksi Bela Islam butuh nafas panjang. Butuh stamina yang kuat. Sulit kita menandingi lawan, sementara kita mengandalkan infak kader,” ungkap Ketua Umum Parmusi H Usamah Hisyam ketika membuka acara pelelangan lukisan. 

 

Sebagai ormas Islam, Parmusi, kata Usamah, enggan meminta-minta dana ke pihak lain. Karena itu lelang lukisan karya para pelukis yang dibuat selama sembilan jam pada 17 Januari lalu itu adalah salah satu terobosan yang dibuat lembaganya. “Jika ada yang membeli lukisan, niatkanlah infak. Ini sebagai cara saja,” tambahnya. 

 

Usamah menjelaskan, pelelangan pada Kamis malam adalah tahap pertama dengan jumlah 12 lukisan yang dilelang. Sementara untuk 17 lukisan lagi akan dilelang melalui WhatsApp Group. 

 

“Dananya untuk Aksi Bela Islam, Aksi Bela Quran. Karena melihat konten persiadangan, paling cepat sidang akan selesai April. Itu kalau normal, tak ada penundaan,” ungkap Usamah. 

 

Proses lelang lukisan dipimpin oleh Ketua Bidang Seni dan Budaya PP Parmusi Chavchay Syaifullah. Pantauan Suara Islam Online, meski hanya diikuti kalangan terbatas, pelelangan berlangsung samat meriah. Dalam waktu kurang jam, 12 lukisan habis dilelang dengan mengumpulkan uang senilai Rp71.250.000.-

 

Proses pelelangan paling seru terjadi pada lukisan berjudul “212”. Lukisan ini akhirnya terjual dengan nilai Rp21.200.000.-

 

“Lukisan-lukisan ini dibuat pada 17 Januari lalu, di tengah0tengah aksi tolak penistaan agama. Kalau tidak dengan semangat jihad, tidak bisa lukisan selesai dalam waktu sembilan jam,” ungkap Chavchay.  

sumber : suaraislam