Author : UnknownTidak ada komentar
Aliansi Kerukunan Umat (AKU) untuk NKRI Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan, ormas Front Pembela Islam (FPI) merupakan bagian dari umat Islam dan bangsa Indonesia.
“Menyatakan FPI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari umat Islam dan Indonesia, dan oleh karenanya FPI tidak dapat dibubarkan karena telah dilindungi UUD 1945 Pasal 28,” bunyi poin pertama pernyataan AKU Kaltim (Koordinator Mudiyat Noor), disampaikan di Samarinda, Ibu Kota Kaltim.
Hal itu disampaikan menyikapi aksi penolakan kehadiran FPI oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Masyarakat Pancasila Kalimantan Timur, Rabu (25/01/2017) kemarin.
Pada poin selanjutnya, AKU Kaltim, mengimbau aparat keamanan untuk segera memfasilitasi dialog antar kelompok terkait FPI.
“Baik yang pro maupun yang kontra terhadap FPI,” sebutnya dalam pernyataan yang diterima hidayatullah.com Jakarta, Kamis (26/01/2017).
Pada poin selanjutnya, AKU Kaltim menyatakan, hentikan kriminalisasi terhadap ulama, ormas-ormas Islam, dan para aktivis Islam.
“Keempat, menolak segala bentuk intervensi baik dari pemerintah maupun dari pihak lainnya terhadap fatwa-fatwa MUI,” sebutnya.
Tentang AKU Kaltim
AKU Kaltim merupakan perkumpulan para aktivis berbagai ormas, organisasi kepemudaan, kedaerahan, serta dari berbagai etnis dan agama –termasuk non-Islam– se-Kaltim.
AKU Kaltim dibentuk pada penghujung 2016 lalu, saat kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin menghangat disoroti publik.
AKU Kaltim dibentuk hampir seiringan dengan Aksi Bela Islam III di Jakarta (Aksi Super Damai 212), 2 Desember lalu. Aliansi ini pernah menggugat seorang pejabat tertinggi Kaltim yang menyatakan orang Kaltim yang ikut Aksi 212 itu “teroris”.
Menhan Tegaskan FPI Boleh Ikut Bela Negara
Isu Penyerangan Markas FPI
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, kondisi Samarinda sempat mencekam, Rabu kemarin. Setelah menyebar isu bahwa akan ada penyerangan sekelompok orang terhadap markas FPI di Jl Gerilya, Samarinda.
Rabu siang kemarin berlangsung unjuk rasa sekelompok orang di depan kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, yang menyampaikan penolakan atas FPI.
Isu yang sempat berkembang saat itu, massa aksi tersebut disebut-sebut akan melakukan penyerangan terhadap Sekretariat DPW FPI Kaltim.
Mewaspadai isu itu, ratusan –bahkan disebut ribuan– warga Samarinda dengan berbagai atribut kedaerahan dan keormasan langsung berbondong-bondong melakukan penjagaan markas FPI itu.
“FPI didukung dari masyarakat setempat dan Pemuda Pancasila, Laskar Merah Putih, Dayak, dan banyak OKP lainnya,” ujar salah seorang aktivis Samarinda yang namanya dirahasiakan kepada hidayatullah.com, semalam. Samarinda sejak kemarin sudah kembali kondusif. [htc]
Artikel Terkait
Posted On : Kamis, 26 Januari 2017Time : 22.59